Kamis, 21 Mei 2009

Ya. . . . . ulang tahun deh!

Tanggal 18 Mei 2009, telah berhasil dengan sukses di hari ulang tahunku itu untuk tidak mendapatkan satupun ucapan selamat di sekolah. Pasalnya, selain temanku mengucapkan selamat, mereka juga minta traktiran. Makanya, aku bisa dikatakan berhasil meloloskan diri. He. . . he. . . he. . . ( padahal, kalau ada temanku yang lain ulang tahun, aku paling jago mlorotin dompetnya buat bisa mentraktir sejumlah teman yang anjrit banyak banget )
Besoknya, temanku ada yang ingat dan ngucapin selamat. Ya. . . ketahuan deh, tapi untungnya nggak ada yang terlalu perduli ( jadi, tetep aman nggak nraktir siapa-siapa). Trus, temen yang duduk disebelahku kaget, kalau hari kemarinnya itu adalah hari ultahku. Langsung saja dia ngucapin selamat. Dia heran, kok bisa – bisanya aku bersikap enteng di kala sedang tambah umur. ” Eh Din, ulang tahun tuh penting dirayain. Biasanya, orang mati itu waktunya hampir mendekati saat ulang tahunnya. Makanya harus dirayaain. Ya. . buat pengadaan selamatan lah. Jadi, kita itu didoain ama orang tua kita. Begitu! ”, jelas teman ku yang minta ampun bijaknya. Tapi, sayangnya saya menjawab enteng dengan berkata, ” Eh, masak sih?! Bukannya tiap hari ortu doain kita? ”. Terang saja, temanku yang bijak itu ngeluarin nafas banyak – banyak tanda heran kepada temannya yang ‘ longor ’ kuadrat itu.
Yes, I see. Thank u to worry about me. But, my understanding is difference ! Anyway, die and born it’s not difference. U just move from one world to another world. Kalau di Islam itu yang namanya perayaan ultah gak penting apalagi gak ada perintahnya buat ngerayainnya toh? Makanya, aku agak alergi yang namanya ucapan ‘selamat ulang tahun ya!’. Mungkin kalau selamat tambah dewasa atau tambah umur aku agak seneng ‘cause bisa mendorong aku untuk merefleksi diri dan sadar kalau aku bertambah tua.
Apalagi setelah mendengar sejarah-nya ulang tahun bisa ada, aku jadi merinding gak karuan ngingetnya. Nih, ceritanya kalau gak percaya :
Suatu saat, ada seorang putri yang sakit tanpa ada sebabnya. Kemudian dipanggilah seorang dukun sakti ( biasalah, jaman dulu dukun tuh lebih populer daripada tabib). Si dukun ngomong kalau untuk menghilangkan tuh penyakitnya dengan cara merayakan ulang tahunnya si Putri itu. Langsung aja, tanpa pikir panjang pihak kerajaan mengadakan perayaan ultah secara luar biasa meriahnya ( Coba deh, dipikir. Apa sich hubungannya orang sakit, trus bisa sembuh gara – gara ultahnya dirayain? ) Dalam perayaan itu, laki – laki dan perempuan saling mencari pasangannya masing – masing sesuai selera! Sejenis acara pencomblangan akhirnya. Tapi, setelah menemukan pasangannya, mereka langsung melakukan ehem. . . maaf, melakukan hubungan seks sebebas – bebasnya. Nah lho, kecepetan khan!
Yang jelas, apapaun itu, bagaimanapun itu dalam menghadapi yang namanya ultah harus ingat pada tindakan yang pernah diperbuat. Oke deh, finally, yang penting setiap pertambahan umur menjadikan kita semakin bijak, dan semakin cerdas memahami menjalani persoalan hidup. Dan membuat kita semakin siap kepada dunia baru kita. Yaitu kiamat.

1 komentar:

  1. Barakallah.... semoga Usia yang lalu dan yang akan datang selalu berkah dan di ridhoi Allah Swt. semoga juga lebih dewasa dan mandiri, Amiiiin.

    BalasHapus