Jumat, 15 Mei 2009

Aku Yang Independen



Yaps, betul sekali ! Aku ini orang yang independen sekarang ( semoga juga untuk selamanya ) Dulu, aku seorang ‘follower’ maksudku aku tidak terlalu mengikuti tren yang ada. Tapi, kebiasaaanku ikut – ikutan sesuatu yang diikuti orang sekitarku terlalu kuat melekat dalam perilaku-ku( Apa masih bingung? Begini, biar ku perjelas di paragraf berikutnya)
Aku bercerita tentang masa sekolahku di SD ( Apakah ceritanya akan lama? Tenang, hanya beberapa ringkasan peristiwa) Saat ku duduk di bangku kelas 3 SD aku punya teman. . . . . . . . teman sepermainan. . . . . . .. dimana ada dia selalu ada aku. . . . .( eh gak gitu, gak gitu…!! Kembali ke topik). Panggil saja dia si mbak - ‘A’. Dia merupakan orang yang banyak dibenci oleh temannya, lebih tepatnya di-JIJIK-in teman2nya ( It was very complicated, heh . . kalah lagunya Avril Lavigne ) khususnya anak laki – laki. Aku pun bersikap sok jijik kepadanya. Ingat, waktu itu aku masih menjadi follower. ( Apa aku kelihatannya jahat? )
Sebenarnya aku tidak benar – benar 100% jijik padanya, bahkan aku tidak jijik sama sekali. Suatu saat pikiran bawah sadarku berkata, ”Hei, mengapa kau melakukan hal yang sangat bodoh! Padahal kau tak beralasan untuk melakukannya !!! ” Kemudian aku bangkit ( maksudnya aku insyaf ) untuk tidak bersikap jijik dan berteman dengan si mbak – A. Ternyata dia sangat menenangkan dan lucu ditambah lagi banyak koleksi buku yang ia miliki. Akhirnya aku dan mbak-A bersahabat dalam jangka waktu yang lama.
Conclusion-nya, cerita ini memberitahukan bahwa perubahanku menuju “kemandirian” memutuskan suatu hal akan menjadikanku lebih baik dan membantuku menemukan sesuatu yang luar biasa. Sejak saat itu, sampai sekarang aku berusaha lebih independen. Bukan hanya dalam hal mengambil keputusan. Tetapi independen dalam menciptakan sesuatu, independen dalam berpendapat. Pokoknya nggak asal ikut-ikutan dech!
Sebenarnya aku tidak ingin mengakhiri ocehanku tulisanku , tetapi sudah tidak ada hal lain yang ingin aku luapkan. Jadi, ya…..bahasanku ini akan saya tutup. Pada paragraf penutup ini, aku akan mengisinya dengan ucapan terima kasih dan beberapa ucapan motivasi untuk pembaca.
Saya ucapkan terima kasih kepada buku ” Being Happy”-nya Andrew Matthews dan buku ” ESQ ”-nya Ari Ginanjar Agustian yang merangsang otak saya untuk menuis beberapa paragraf yang hebat (menurutku), serta mbak-”A” yang sydah minjemin aku buku ” Being Happy ”. Buat para pembaca, tanamkan sikap & pemikiran yang positif agar bisa menuai gagasan yang brilian yang belum ter-EXPLORED sebelumnya.
Sekian cerita dari saya, k-lo ada kritikan dan saran, jgn malu2 buat ngungkapinnya. Saya sangat senang dan terbuka tehadap kritikan, baik pedas, manis, pahit, tawar, asam dan asin. And Bye-bye. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2 komentar:

  1. halooo... lama tidak menengok blog ini ternyata pertumbuhan tulisannya cukup pesat, :-)
    good job, and two tumbs up for it !!
    about independency, I think that is a process and the value not only look from the cover but it's meaninngful from inside.

    BalasHapus
  2. ThaNK U MBAKKK....., cekarang q dah jd makhluk SMA, doain mkin pinter and bijak yaaaa....!

    BalasHapus